Organisasi Profesi Guru

Foto Guru guru SMP Negeri 1 Kabanjahe, bersama Bapak Bupati dan Kadis Pendidikan Kab.Karo.

Rg. Komputer SMP N-1 Kabanjahe

Kunjungan Bapak Bupati dan Kadis Pendidikan Kab. Karo di Ruang Komputer SMP Negeri 1 Kabanjahe, dalam kegiatan Simulasi UNBK, Maeret 2017.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Rabu, 18 April 2018

Komponen Dasar Elektronika - 2. Kondensator.



2.  KONDENSATOR.


  2.1   Pengertian  dan  kapasitas  kondensator.

          Kondensator adalah komponen elektronika yang dibentuk dari dua buah plat logam yang saling berhadapan dan dipisahkan oleh bahan isolasi atau zat perantara yang disebut dengan dielektrikum.
Nama dari kondensator ini ditentukan oleh dielektrikum dari kondensator tersebut. Bila dielektriknya terbuat dari bahan keramik maka kondensatornya disebut kondensator keramik, begitu juga dengan jenis kondensator yang lain.


Gbr. 18  Konstruksi kondensator (kapasitor).


          Apabila dialiri oleh arus listrik, kondensator ini dapat menyimpan muatan listrik dalam jangka waktu tertentu. Karena itulah kondensator ini disebut juga dengan kapasitor.
Kemampuan kondensator dalam menyimpan muatan listrik ditentukan oleh kapasitas kondensator tersebut.
Makin besar kapasitas kondensator, semakin banyak pula muatan listrik yang dapat disimpannya, demikian juga sebaliknya.
         
          Satuan kapasitas kondensator ialah  Farad  yang biasanya disingkat dengan huruf  F. Tetapi karena nilai satuan Faradterlalu besar, pada prakteknya biasanya satuan yang digunakan adalah mikro Farad (mF), nano Farad(nF) atau pikro farad (pF).
          1 F (Farad)             =  1.000.000 mF (mikro Farad)
          1 mF (mikro Farad) =  1.000 nF (nano Farad)
          1 nF (nano Farad)  =  1.000 pF (pikro Farad)
          1 KpF (Kilo pikro Farad) = 1 nF (nano Farad)

   2.2  Jenis – jenis  kondensator.

 2.2.1 Kondensator  bipolar.

          Kkndensator bipolar ialah jenis kondensator yang memiliki kutub positip dan kutub negatip pada kedua kakinya.
Pemasangan dari kaki kondensator ini harus disesuaikan dengan kutub atau polaritas dari sumber tenaga rangkaian.

          Yang termasuk jenis kondesator bipoar ialah :
1.    Kondensator elektrolit (elco).
2.    Kondensator tantalum

  
          Gbr. 19  Kondensator Elelektrolit dan Tantalum beserta lambangnya.


 2.2.2 Kondensator  nonpolaritas.

          Kondensator nonpolaritas adalah jenis kondensator yang tidak memiliki kutub positip dan kutub negatip pada kedua kakinya, sehingga pemasangan kakinyanya pada rangkaian tidak ada masalah.

          Jenis kondensator nonpolaritas yang biasa kita temui antara lain :
1.    Kondensator keramik.
2.    Kondensator milar.
3.    Kondensator mika.
4.    Kondensator polyester.
5.    Kondensator kertas


Gbr. 20  Jenis kondensator nonpolaritas dan simbolnya.


 2.2.3 Kondensator  Variabel.

          Kondensator variabel ialah jenis kondensator yang nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah.
Kondensator variabel ini biasanya digunakan pada rangkaian pesawat penerima radio pada bagian tuning atau pencari gelombang siaran.

          Jenis kondensator variabel adalah :
1.    Kondensator variabel (varco).
2.    Kondensator trimmer.


Gbr. 21  A. Kondensator Variabel dan  B. Kondensator Trimmer beserta lambangnya 

   2.3  Menentukan  nilai  kapasitas  kondensator.

          Biasanya nilai kapasitas kondensator sudah tertulis pada badan kondensator tersebut. Tetapi ada juga jenis kondensator yang nilai kapasitasnya dibuat dengan kode angka dan kode warna.
         
 2.3.1 Dengan  nilai  yang  sebenarnya.

          Kondensator yang nilai kapasitasnya dibuat dengan nilai yang sebenarnya ialah kondensator elektrolit (elco).
Nilai kapasitas kondensator elektrolit tertulis pada badannya dengan satuan mikro Farad (mF) disertai dengan tegangan kerja maksimumnya.
Pada badan elco ini juga dilengkapi dengan tanda negatip yang menetukan kaki negatip dari elco tersebut.

Misalnya pada badan sebuah elco tertulis: 100  / 25 V, artinya ialah :
          Nilai kapasitasnya                      =  100 mikro Farad (mF).
          Tegangan kerja maksimumnya  =   25 Volt.




Gbr. 23  Elco dengan nilai sebanarnya dan kode angka kondensator.


 2.3.2 Dengan  kode  angka.

          Jenis kondensator yang nilai kapasitasnya dibuat dengan kode angka ialah  kondensator keramik dan  kondensator milar.
Kode angka pada kondensator ada yang memiliki satu angka, dua angka, dan  tiga angka, dengan ketentuan sebagai berikut :

Ø  Bila angkanya terdiri dari 1 dan 2 angka, kode angka tersebut adalah nilai yang sebenarnya.
Ø  Bila angkanya terdiri dari  3 angka, angka ketiganya adalah faktor perkalian atau untuk menentukan banyaknya nol dari nilai kondensator tersebut.
Ø  Satuan kapasitas kondensator dengan kode angka ialah pikro farad.
Misalnya kode angka kondensator tertulis :
      103      nilai kapasitasnya  =  10 x 103 =  10.000 pf.
      472      nilai kapasitasnya  =  47 x 102 =  4.700 pf.
      503      nilai kapasitasnya  =  50 x 103 =  50.000 pf.
      47        nilai kapasitasnya  =  47 pf.
      68        nilai kapasitasnya  =  68 pf.
      2          nilai kapasitasnya  =  2 pf.


 2.3.3 Dengan  kode  warna.

          Cara untuk menentukan nilai kapasitas kondensator dengan kode warna, sama saja dengan cara menentukan nilai hambatan resistor dengan kode warna. Bedanya ialah :
1.    Kondensator memiliki  5  gelang warna.
2.    Toleransi kondensator ditentukan oleh gelang warna : hitam 20%, hijau 5%,dan putih 10%.
3.    Warna ke 5 menentukan tegangan kerja maksimum yaitu warna : merah sebesar 250 volt dan kuning sebesar 400 volt.
4.    Satuan kapasitasnya adalah pikro Farad (pf).

Misalnya : warna sebuah kondensator  kuning, violet, oranye, putih dan merah. Artinya dari kode warna tersebut ialah :

          Nilai kapasitasnya  =  47 x 103 = 4.7000 pf.
          Nilai toleransinya    =  10% x  4.7000 = 4700 pf.
          Tegangan kerja maksimumnya  =  250 volt.
_____________

          Uji  kemampuan :  7.

1.     Mengapakah kondensator disebut kapasitor ?
2.     Sebutkan istilah untuk zat perantara pada kondensator.
3.     Apakah yang dimaksud dengan kapasitas kondensator ?
4.     Sebutkan pengertian dari kondensator bipolar.
5.     Sebutkan 3 contoh jenis kondensator nonpolaritas.
6.     Gambarkanlah symbol(lambang) dari kondensator bipolar dan kondensator nonpolaritas.
7.     Gambarkan simbol dari kondensator variabel dan kondensator trimmer.
8.     Apakah yang dimaksud dengan kondensator variabel ?
9.     Kondensator dengan kode warna : coklat, merah, kuning, putih, dan merah. Tentukanlah nilai kapasitas, nilai toleransi,dan tegangan kerja maksimum kondensator tersebut.
10.  Hitunglah nilai kapasitas kondensator dengan kode angka : a.  683,  b.  222,  c.  12,  d.  8.
____________

Minggu, 25 Maret 2018

Komponen Dasar Elektronika - 1. Resistor


BAB  II
KOMPONEN – KOMPONEN  ELEKTRONIKA

A.  KOMPONEN    KOMPONEN  DASAR  ELEKTRONIKA


1.    RESISTOR

1.1   Pengertian  resistor
              
          Resistor ialah salah satu komponen elektronika yang dibentuk sedemikian rupa hingga mempunyai nilai hambatan yang berfariasi dan praktis untuk dipergunakan.
Dalam istilah yang lain, resistor ini sering juga disebut dengan : tahanan, hambatan, weerstand, resistan atau resistance.
Komponen resistor ini digunakan untuk membatasi arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan alat-alat elektronika.

          Pada prinsipnya cara kerja resistor ini sama saja misalnya dengan sekeping papan yang dibuat untuk membatasi aliran air yang deras pada sebuah selokan/parit kecil. Makin lebar/besar papan yang digunakan untuk menahan air, makin kecil air yang mengalir.
Begitu juga dengan resistor, makin besar nilai hambatan resistor yang digunakan, makin kecil pula arus listrik dan tegangan listrik yang melaluinya, demikian juga sebaliknya.

         Jadi apabila resistor digunakan dalam suatu rangkaian alat elektronika, maka resistor tersebut dapat  berfungsi untuk :
1.    Menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
2.    Menurunkan tegangan agar sesuai dengan yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian elektronika.
3.    Membagi tegangan (volt),
4.    Bekerja sama dengan transistor dan kondensator dalam suatu rangkaian untuk membangkitkan frekwensi tinggi (RF) dan frekwensi rendah (AF).
5.    Mengatur besar kecilnya suara volume, bass, treble, dan sebagainya (fungsi dari resistor variable)

1.2   Jenis – jenis  resistor.

Berdasarkan perubahan nilai hambatannya resistor dapat dibagi atas :
1.    Resistor tetap : ialah jenis resistor yang nilai hambatannya tidak dapat diubah-ubah. Misalnya: resistor arang dan resistor kawat logam.
2.    Resistor variabel : ialah jenis resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah. Misalnya : potensiometer dan trimpot (trimmer potensiometer).         
                                       
Bentuk asli dan lambang(diagram) jenis-jenis resistor:

Gbr. 11 : Bentuk asli dan lambang (diagram) resistor tetap.

Gbr. 12 : Bentuk asli dan lambang (diagram) potensiometer putar.




          Dalam penulisan rumus maupun dalam gambar skema rangkaian, resistor ini bisanya disingkat dengan huruf “R”.
Sedangkan satuan dari nilai resistor sama saja dengan satuan dari hambatan listrik yaitu  ohm, yang juga bisa disingkat dengan tanda “W” .

   1.3  Menentukan  nilai  hambatan  resistor.

  1.3.1 Dengan  kode  warna.

           Jenis resistor yang nilai hambatannya dibuat dengan kode warna ialah jenis resistor yang pada badannya terdapat empat buah gelang ataui cincin berwana.
           Untuk mempermudah cara menentukan nilai hambatan resistor jenis ini, kita harus berpedoman kepada kode warna yang diciptakan oleh RMA (Radio Manufactures Association) yang merupakan perkumpulan pabrik-pabrik radio di Eropa dan amerika.
 Perhatikanlah tabel warna resistor berdasarkan kode RMA dibawah ini

TABEL  WARNA  RESISTOR




           Cara mudah untuk mengingat kode warna resistor :


           Gunakan ke sepuluh jari tangan untuk menghitung kode warna resistor tersebut.
Letakkan Hi yang pertama(hitam) denngan nilai 0 pada induk jari tangan kiri, kemudian lanjutkan dengan Hi yang kedua(hijau) dengan nilai 5 pada induk jari tangan kanan.

          Cara menentukan nilai hambatan resistor dengan kode warna .

·         Gelang / warna  I menentukan  angka  pertama  dari nilai resistor
·         Gelang / warna  II  menentukan  angka  kedua  dari nilai  resistor
·         Gelang / warna  III   f a k t o r   p e r k a l i a n.
·         Gelang / warna  IV  menentukan   nilai toleransi  resistor

Gbr.15   Resistor dengan kode warna

Contoh soal:
Sebuah rsistor memiliki gelang warna  merah, kuning, oranye dan emas. Tentukalah nilai hambatan, toleransi dan kemampuan kerja resistor tersebut.
Penyelesaian:

    nilai hambatan =                   24 x 1000 =  24.000 W
    nilai toleransi   =                    5/100 x 24.000 W = 1.200 W
    nilai hambatan minimum   =  24.000 W – 1.200 W = 22.800 W
    nilai hambatan maksimum = 24.000 W + 1.200 W = 25.200 W
   jadi kemampuan kerjanya adalah antara  22.800 W  s/d  25.000 W


1.3.2  Dengan  kode  huruf.

           Nilai hambatan resistor biasa juga  dibuat dengan kode huruf, misalnya   pada gambar skema rangkaian alat-alat elektronika, dan sering juga ditemukan tertulis pada badan dari resistor.
Huruf yang digunakan untuk kode nilai hambatan resistor ada  3  yaitu:
·         Huruf  M   artinya   Mega ohm  (MW)  =  1.000.000 W
·         Huruf  K    artinya   Kilo ohm (KW)  =  1.000 W
·         Huruf  R    artinya   Ohm (W)
Biasanya kode huruf resistor terletak angka, tetapi bila hurufnya berada diantara dua angka, huruf tersebut menyatakan “koma


Misalnya nilai hambatan resistor tertulis dengan kode huruf:
           8 M        nilai hambatannya = 8 MW  = 8.000.000 W   
           2 M 7     nilai hambatannya = 2,7 MW  = 2.700.000 W
           100 K     nilai hambatannya = 100 KW  = 100.000 W
           2 K 2      nilai hambatannya = 2,2 KW   = 2.200 W
           10 R       nilai hambatannya = 10 W
           1 R 5      nilai hambatannya = 1,5 W

   1.4  Hubungan  seri  dan  pararel  resistor.

          Pada waktu kita sedang praktek merakit, ada  kalanya kita tidak memiliki resistor dengan nilai tertentu. Agar kita dapat menambah dan mengurangi nilai resistor, kita dapat menghubungkan beberapa resistor secara seri dan pararel.

Hubungan seri resistor ialah : dua atau lebih resistor dihubungkan secara berderet.
Tujuannya ialah: untuk memperbesar nilai resistor yang di seri.

          Contoh:  R1 = 10W, R2 = 20W, R3 = 33W.
          Jika ketiga resistor tersebut dihubungkan secara seri maka :
          Rs  = 10W + 20W + 33W = 63 W.
          Rs  =  63 W.
   
          Hubungan pararel resistor ialah: dua atau lebih resistor dihubungkan secara sejajar.
Tujuannya ialah: untuk memperkecil nilai resistor yang dipararelkan.
Dalam hal ini watt dari resistor yang dipararelkan akan bertambah.

          Rumus untuk resistor yang dipararelkan (disingkat Rp):


 
 
_____________





          Uji  kemampuan  6  :

1.       Berdasarkan perubahan nilainya resistor dapat dibagi atas 2 bagian, sebutkan beserta dengan artinya.
2.       Gambarkanlah lambang/ skema dari resistor, potensiometer dan trimpot.
3.       Resistor yang bagaimanakah yang nilai hambatannya dibuat dengan kode warna ?
4.       Sebutkanlah 2 dari berbagai fungsi resistor.
5.       Apakah fungsi dari potensiometer pada benda elektronika ?
6.       Hitunglah nilai hambatan, toleransi dan kemampuan kerja dari resistor dengan kode warna coklat, hitam, oranye dan emas.
7.       Resistor dengan nilai hambatan 4700 W, toleransi  5% , tentukanlah warna  I, II, III dan IV dari resistor tersebut.
8.       Tentukanlah nilai hambatan dan toleransi dari resistor dengan kode warna  kuning, hitam, emas, emas.
9.       Berapakah nilai hambatan resistor dengan kode huruf  3K9 ?
10.    Resistor dengan nilai hambatan  5W dan 10W, berapakah nilai totalnya bila dihubungkan secara pararel ?



_______________




LEMBAR  KERJA  PRAKTEK

MATERI POKOK             :  Tegangan listrik, Arus listrik, Hambatan listrik, Daya listrik dan
                                            Resistor
TUJUAN PRAKTEK        : - Membaca data teknis dari alat elektronika
                                          - Menerapkan rumus untuk menghitung nilai besaran listrik.
                                          - Menghitung nilai hambatan resistor.
                                          - Mengamati pengaruh Hambatan listrik terhadap :               
                                            Tegangan listrik, Arus listrik dan Daya listrik.
I . ALAT  DAN BAHAN    : 
1.    Batere kering                2 buah 
2.    Bola lampu senter         1 buah
3.    Kabel / wayar ganda     ½ meter
4.    Vitting bola lampu senter 1 buah
5.    Resistor   4 buah , dengan nilai hambatan 1W, 30W, 60W, dan 120W,
      bila tidak ada ganti dengan  resistor yang nilainya mendekati.

II. PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN :
     Langkah-langkah :
1.    Amati data teknis dari alat dan bahan, gunakan rumus untuk menghitung nilai besaran listrik yang tidak diketahui, kemudian masukkan hasilnya kedalam tabel.
2.    Amati warna dan hitung nilai hambatan resistor, masukkan hasilnya secara berurutan dari hambatan terkecil untuk R1, sampai dengan nilai hambatan terbesar untuk R4 .



III. PERCOBAAN
     Langkah-langkah :
1.    Hubungkan kedua batere secara seri, kemudian bungkus dengan kertas / plastik.
2.    Sambungkan kabel merah pada kutup (+) dan kabel hitam pada kutup (-) batere.
3.    Hubungkan kedua ujung kabel yang lain dengan kaki vitting lampu.
4.    Hidupkan lampu dengan memasukkan bola lampu kedalam vitting lampu .
5.    Pasang  R1 diantara kabel merah (kutup positip)  dengan bola lampu.
6.    Ganti  R1 dengan  R2 , R3 , dan  R4 , sambil mengamati perubahan cahaya lampu.

IV. KESIMPULAN HASIL PERCOBAAN :
………………………………………………………………………………………………......
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..............................................................................................................................